Perubahan iklim merupakan masalah yang berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak negatif yang terjadi adalah peningkatan intensitas curah hujan dan jumlah hari hujan. Peningkatan intensitas curah hujan akan berdampak pada sektor industri konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peringkat risiko yang ditimbulkan oleh hujan pada saat pelaksanaan pekerjaan struktur, mulai dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Berdasarkan peringkat tersebut, akan disusun langkah-langkah mitigasi untuk mencegah dan mengelola risiko yang mungkin terjadi. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan beberapa metode. Analisis Sensitivitas digunakan dalam mengidentifikasi pengaruh curah hujan terhadap keterlambatan progress proyek konstruksi. Lalu terdapat Metode Delphi, melibatkan serangkaian konsultasi bertahap kepada pakar untuk memvalidasi variabel penelitian. Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko pada setiap variabel. Sedangkan Metode Risk Priority Number (RPN) bertujuan untuk mengurutkan risiko dari tingkat tertinggi hingga terendah berdasarkan hasil dari Metode FMEA. Hasil dari penelitian ini menghasilkan langkah-langkah mitigasi dan respon terhadap risiko akibat hujan selama pelaksanaan proyek konstruksi. Analisis Sensitivitas menunjukkan bahwa progress proyek sensitif terhadap curah hujan harian. Melalui Metode Delphi, terdapat 21 variabel telah melewati proses validasi oleh para pakar. Sementara itu, Metode FMEA mengidentifikasi 18 risiko dengan tingkat Risk Priorty Number tertinggi, antara lain penghentian operasi alat berat, perubahan kondisi lapangan, dan absensi tenaga kerja akibat sakit. Hasil dari Metode FMEA ini akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun mitigasi dan respon untuk variabel risiko yang teridentifikasi.