Material konstruksi merupakan komponen penting karena sebesar 40%-60% dari total biaya proyek dialokasikan pada pengadaan material konstruksi. Salah satu jenis kegiatan konstruksi dilakukan pada pembangunan gudang berskala besar yang semakin meningkatkan risiko timbulnya sisa material. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh besarnya waste level dan waste cost material besi dan beton pada pekerjaan struktur atas. Perbandingan waste level dan waste cost antara Cubicost TRB dan BBS konvensional melalui tahapan evaluasi dan kajian. Metode yang digunakan merupakan metode pengamatan dengan instrumen kuesioner untuk memperoleh faktor penyebab sisa material konstruksi yang dianalisis dengan metode RII. Penentuan besarnya sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh dan menghasilkan responden berjumlah 29 orang. Dengan menggunakan pengamatan dan kuesioner yang dianalisis melalui metode RII, hasil penelitian menunjukkan bahwa Cubicost TRB lebih efisien dengan waste level 6,65% dan waste cost Rp 639.846.210, dibandingkan dengan BBS konvensional yang memiliki waste level 7,42% dan waste cost Rp 718.181.929. Faktor utama penyebab pemborosan adalah kesalahan pekerja, kesalahan pemotongan, dan kelebihan pengadaan material. Berdasarkan hasil analisis sisa material diperoleh waste level pada material besi sebesar 6,65% dengan pemodelan dengan Cubicost TRB dan waste level sebesar 7,42% dengan menggunakan BBS konvensional. Nilai waste cost pada hasil perangkat BIM Cubicost TRB dan BBS konvensional masing-masing sebesar Rp 639.846.210 dan Rp 718.181.929 yang menunjukkan terjadi optimalisasi volume pembesian pada pemodelan dengan Cubicost TRB. Berdasarkan analisis nilai RII diperoleh faktor penyebab sisa material besi diakibatkan oleh kesalahan pekerja, kesalahan pemotongan, dan kelebihan pengadaan material dengan nilai berturut-turut sebesar 0,91; 0,89; dan 0,88.