Seperti yang kita ketahui, taking orders merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam proses pelayanan pelanggan restoran. Hal ini berkaitan dengan Standard Operating Procedures yang pada dasarnya menjadi fondasi atau dasar yang perlu diterapkan oleh setiap restoran pada umumnya. Sementara itu, taking orders sendiri merupakan metode pelayanan yang praktis, yaitu dimana produk restoran (baik makanan atau minuman) yang dipesan oleh tamu atau pelanggan sudah siap untuk dibuat & langsung disajikan. Salah satu aspek yang paling menentukan seberapa baik prosedur taking orders yang diterapkan suatu restoran adalah komunikasi antara order takers (pelayan) dengan bagian kitchen (dapur). Kendati demikian, komunikasi yang baik antara 2 departemen ini perlu didahului dengan pengulangan pesanan pelanggan oleh order takers untuk memastikan tidak adanya miskomunikasi oleh semua pihak. Selain itu, kesalahan dalam taking orders juga dapat berpengaruh terhadap penghasilan restoran. Apabila kesalahan sudah banyak dilakukan oleh beberapa pelayan atau bahkan sudah terjadi beberapa kali, maka pengelola restoran atau restaurant manager perlu melakukan konsultasi oleh pihak yang bersangkutan. Hasil yang diharapkan dari konsultasi ini tentunya untuk mencari solusi terhadap kesalahan yang dilakukan dan juga sebagai antisipasi guna meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam skripsi ini, peneliti akan membahas tentang bagaimana bentuk kesalahan yang sering dilakukan pelayan restoran Babah Ramu hotel JHL Episode Gading Serpong, bagaimana penanganan yang dilakukan pengelola restoran & apa pengaruhnya dari kesalahan yang mereka lakukan ini terhadap track records para pelayan (jangka panjang) dalam pendataan yang dimiliki manager restoran dan departemen Human Capital.