Penelitian ini dilatarbelakangi oleh limbah makanan yang merupakan bagian terbesar dari limbah perhotelan, baik dari segi volume maupun dampak keuangan yang ditanggung oleh penyedia layanan perhotelan. Di Indonesia, sampah sisa makanan menjadi penyumbang terbesar sampah secara keseluruhan. Bahkan, setiap orang di Indonesia menghasilkan sekitar 300 kg food waste setiap tahunnya, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat food waste terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Dampaknya tidak hanya berdampak negatif pada lingkungan, tetapi juga ekonomi. Negara dapat mengalami kerugian hingga dua ratus tiga belas hingga lima ratus lima puluh satu triliun rupiah per tahun, atau setara dengan empat hingga lima persen PDB Indonesia. Pengumpulan data dilakukan langsung dengan cara wawancara kepada empat narasumber yang terlibat langsung dengan food waste yang terjadi di JHL Solitaire.Hambatan dalam food waste management dikategorisasikan dan dianalisis strateginya sehingga dapat diidentifikasi sebagai food waste management hotel JHL Solitare Gading Serpong. Hasil penelitian menunjukan bahwa food waste pada hotel dapat diidentifikasi menjadi pre consumer waste, post-consumer waste, dan other waste. Sedangkan hambatan yang dialami juga dianalisis dan menetapkan strategi tahapan pengelolaan yang meliputi prevention, optimization, recycle, recovery, dan juga disposal. Berdasarkan hasil penyajian data dan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa, food waste dari pihak hotel terjadi ketika kitchen tidak bisa mengkontrol makanannya dengan tepat, karena sebenarnya foodwaste sangat mungkin untuk dicegah, tergantung bagaimana kesadaran para staff hotel JHL Solitaire Gading Serpong. Oleh sebab itu, dalam pengelolaan limbah makanan kesadaran karyawan menjadi indikator yang sangat penting dalam pencegahan dan juga pengelolaan untuk keberlanjutan.