Pasar Kapuas Indah yang terletak di tepi Sungai Kapuas merupakan salah satu pasar ikonik yang kini sudah mulai ditinggalkan. Kondisinya yang sudah usang serta berbagai fasilitas yang sudah tidak lagi berfungsi menjadikan Pasar Kapuas Indah kini tidak lagi menarik untuk dikunjungi. Lorong pada pasar juga cenderung gelap serta ukuran tiap lorong ditambah dengan layout kios yang serupa memungkinkan terjadinya kehilangan arah pada pengunjung. Masyarakat sendiri menginginkan pasar mendapat perbaikan agar pasar dapat lagi berfungsi dengan baik (Alhamdani dan Sari 2019). Di sisi lain, terdapat rencana pemerintah setempat untuk menghidupkan kembali kawasan pasar sebagai bagian dari rencana penataan ulang waterfront. Maka dari itu, muncullah suatu keinginan untuk merancang dan menata ulang Pasar Kapuas Indah agar dapat kembali berfungsi dengan baik. Perancangan ulang atau redesain pasar nantinya juga akan menghadirkan fungsi pelayanan publik sejalan dengan rencana dari pemerintah setempat. Jenis pendekatan yang dipilih ialah pendekatan Arsitektur Naratif karena lokasi pasar dinilai memiliki poin-poin unik pada sekitarnya yang tidak ditemui di pasar lainnya, mulai dari lokasi yang terletak di tepi Sungai Kapuas, adanya dermaga penumpang yang mengantarkan penumpang berlalu-lalang melewati Sungai Kapuas, serta posisi yang berdekatan dengan Vihara Boedhisatva Karaniya Metta yang merupakan vihara tertua di Kota Pontianak. Pasar nantinya diharapkan dapat menjadi suatu area komersial yang juga dapat menghighlight kegiatan serta poin unik pada tapak perancangan, tempat bagi masyarakat untuk menikmati dan mengukir kenangan.